Monday, September 30, 2013

Tugas Mahasiswa

Dibawah ini merupakan Tugas yang diberikan setiap mata kuliah untuk jurusan otomotif :

Download Materi

Download Materi Transmisi Manual Disini
Download Materi Injektor Diesel Disini
Download Materi Sistem Bahan Bakar Diesel Disini 
Download Materi Sistem Pelumasan dan Ruang Bakar Diesel Disini
Download Materi Yang Perlu Di Perhatikan Pada Mesin Diesel Disini
Download Materi Siklus Mesin Diesel Disini
Download Materi Kontruksi Mesin Diesel Disini
Download Materi Sistem Pendingin Mesin Bensin Disini
Download Materi Siklus Mesin Bensin Disini
Download Materi Kontruksi Mesin Bensin Disini

Jadwal Ujian Tengah Semester






Jadwal Perkuliahan







Jadwal Praktek Bebas






Jadwal Praktek Bebas








NO
JURUSAN
HARI
WAKTU
INSTRUKTUR
1
TO 13 A
SENIN
09.50
YOPI FERNANDO
2
TO 13 B
SENIN
12.30
YOPI FERNANDO
3
TO 12 A
RABU
09.00
RUHLI NURWANTO
4
TO 12 B
RABU
13.00
RUHLI NURWANTO
5
TO 12 C
KAMIS
14.20
RUHLI DAN YOPI

Cara Service Karburator PE 28

Seperti yang kita ketahui, karbu adalah piranti pencampur antara udara dan bensin yg akan mengubah menjadi butiran spray/uap yg nantinya akan masuk kedalam mesin lewat intake/manifold, dgn campuran udara dan bensin yg pas atau bahasa teknisnya dgn AFR (air fuel ratio) yg pas maka performa motorpun akan optimal sebagaimana seharusnya.

Pada karbu skep, yg bertugas untuk mengatur debit udara adalah baut airscrew.
Sebelumnya perlu diketahui jg, bahwa setting airscrew karbu utamanya adalah untuk mengoptimalkan kinerja putaran bawah alias kinerja pilot jet (0-5rb RPM)..,walaupun secara keseluruhan jg berpengaruh kepada kinerja mainjet dan jet niddle (jarum skep) diputaran menengah dan atas.

Perlu diketahui juga, setting airscrew karbu bukanlah segalanya. Tetapi kesesuaian besaran angka pilot jet dan main jet juga berpengaruh, artinya kalo pilot jet/main jet kekecilan atau kegedean walaupun airscrew karbu disetting sampai lumutan ya tetep aja gak bisa optimal.

Nah adapun cara setting karbu yg umum dilakukan oleh para mekanik dan bisa diterapkan oleh kita adalah sebagai berikut..

1. Posisikan motor di standart tengah
2. Nyalakan mesin
3.Putar/tutup air screw, seiring dgn makin menutupnya baut air screw maka motor akan brebet, nah pertahankan agar mesin tidak mati dgn menyesuaikan lewat bukaan handle gas di stang, tahan di kisaran RPM 4-5rb.
Saat posisi airscrew sudah tertutup dan mesin sudah brebet…,maka putar/bukalah air screw perlahan-lahan..seiring bukaan air screw maka mesinpun akan mulai berteriak/RPM akan naik dgn sendirinya walopun handle gas kita tahan diposisi semula…,teriakan mesin akan semakin tinggi..tinggi..dan trs meninggi..,nah sesaat setelah teriakan mesin baru saja meninggi bila kita stop putaran air screw sampai disitu…maka itu yg namanya settingan basah

Bila putaran air screw td kita teruskan maka teriakan mesin akan terus meninggi..meninggi dan terus meninggi walopun posisi handle gas tetap ditahan pada posisi semula, nah sesaat setelah teriakan sudah mencapai yg paling tinggi maka bila kita stop putaran airscrew sampai disitu maka itu namanya settingan kering.
Nah kalo mau settingan yg sedang-sedang saja alias gak basah dan gak kering yg berarti putaran air screw diposisikan diantara settingan basah dan kering.
Settingan basah : adalah settingan untuk iklim panas dan kering, buat touring jarak jauh, atau track panjang, mesin tdk akan cepat panas, settingan basah akan terasa kl putaran bawah (rpm rendah), motor terasa agak lambat berakselerasi dan agak sedikit brebet krn jumlah bensin terlalu kaya sementara jumlah udara terlalu miskin yg diatur lewat bukaan airscrew, tp putaran tengah dan atasnya enak…napas motor terasa lbh panjang.

Settingan sedang : adalah untuk segala medan, terutama diperkotaan yg tipikal berkendaranya stop and go, settingan sedang enak diputaran bawah sampai putaran atas…,tp tetap putaran bawahnya tidak seenak settingan kering dan putaran atasnya tidak seenak settingan basah, rasanya serba sedang semua.
Settingan kering : adalah untuk iklim dingin, dan dipergunakan untuk track pendek, motor akan cepat berakselerasi dan terasa ringan, cocok untuk track pendek.

Tapi pada karbu vakum nyetting karbunya membutuhkan kepekaan yg lebih tajam, karena apa…? karena pada karbu vakum naik turunnya skep+jarum skep tidak diatur lewat handle gas, melainkan lewat kevakuman udara didalam mesin, jadi terkadang kalo skep karbunya sudah baret, dan naik turunnya skep tidak lancar, maka ketika air screw kita putar/buka maka putaran mesin meningginya telat/terlambat…,bahkan kadang tidak meninggi sama sekali.

Langkah diatas adalah cara setting paling dasar untuk keperluan harian, adapun untuk tingkat mekanik expert yg untuk balap patokan settingnya lain lg…gak selalu mengacu pada teriakan mesin disaat air screw mulai dibuka…,tetapi disesuaikan dgn kebutuhan track.

Kita ambil contoh FU si lone rider saya :
Untuk dipake 500m cukup pakai PJMJ 38/118..dari putaran bwh udh gesit..13.500RPM enteng diraih, nah PJ/MJ segitu kalo dipaksa 800meter mesin terasa kering dan panas..dan busipun putih. Sedangkan untuk track 800m saya pake PJMJ 38/120 atau 40/118. Tapi untuk touring saya pake 38/120 hanya air screwnya saya kurangin 1/4 putaran (setingan basah).

Sebenarnya kalo motor mau akselerasinya lebih cepet bikin aja setingan kering..PJ-MJ gak usah terlalu besar..,tp itu hanya untuk jarak pendek.

Sekian dan semoga bermanfaat.

Sources : satria155.com